Jumat, 16 Juli 2010

Info PMI: PMI Berangkatkan Dua Anggota PMR ke Austria dan Swiss

Mendukung partisipasi aktif PMI dalam jaringan internasional, PMI memberangkatkan dua orang anggota Palang Merah Remaja (PMR) ke Austria dan Swiss. Mereka terlibat dalam kegiatan International Study and Friendship Camp dan International Youth Meeting on Humanity and Peace. Acara dijadwalkan berlangsung pada 12-27 juli dan 28 juli-4 Agustus 2010 mendatang.

Mereka yang terpilih untuk diberangkatkan ke sana adalah dua remaja putri berusia 16 tahun, Armaliah Tiara Puspa dari SMA Plus Banyu Asin (Sumatera Selatan) dan Azalia Zatadini dari SMAN 34 Jakarta. Pemberangkatan pertama ke Austria dengan pesawat Lutfansa, Minggu malam (11/7) dari Bandara Udara Internasional Soekarno Hatta menuju Frankfurt dan dijadwalkan tiba di Vienna pada Senin sore (12/7).

International Study and Friendship Camp 2010 merupakan kegiatan yang ke-55 dan kali ini, digelar oleh Palang Merah Austria di Langenlois, Lower, Austria. Pertemuan bertajuk “Stop & Listen! Various Voices Unite To Speak Up” ini ditargetkan untuk memotivasi para relawan remaja. Berbagai presentasi dan training motivasi akan diberikan kepada para peserta untuk meningkatkan kemampuan perencanaan program-program yang akan datang.

“Selain untuk mengembangkan kapasitas dan memperluas jaringan Palang Merah Remaja (PMR), PMI juga berupaya aktif melakukan update perkembangan terbaru dari berbagai program Youth Center negara-negara lain,” ucap Rina Utami, Kepala Divisi PMR dan Relawan Markas Pusat PMI.

Azalia yang akrab dipanggil Aza, hingga kini aktif sebagai Ketua PMR SMAN 34 Jakarta. Selain itu, ia mencetak prestasi dalam Jumbara PMR DKI Jakarta 2010. Aza meraih Juara I Story Telling dan Harapan II Lomba Halang Rintang PMR. Dalam International Study and Friendship Camp 2010 di Austria, ia membuat target.

“Kepada mereka, saya akan menampilkan pembuatan tandu darurat dalam waktu cepat. Saya juga akan memberitakan kepada mereka bahwa PMR di Indonesia juga aktif mendukung kegiatan Unit Kesehatan Sekolah (UKS),” ucap Aza optimis. Ia yakin, akan mendapatkan banyak wawasan baru dari kegiatan ini.

Pemberangkatan berikutnya menuju Swiss, dijadwalkan tanggal 27 Juli 2010 mendatang. Armaliah Tiara Puspa yang akan berangkat ke sana, mengungkapkan, “Saya akan membahas malah bertema Be An Agent of Change. Bagaimana PMR berperan dan berkontribusi dalam memberikan pengaruh positif dalam perubahan perilaku masyarakat.”

International Youth Meeting on Humanity and Peace 2010, digelar oleh Palang Merah Swiss di Heiden, Swiss. Pertemuan bertema “ You R Humanity” ini akan dihadiri oleh 100 relawan remaja dari 25 negara di dunia.

Info kesehatan: Pentingnya Penanganan HIV dan AIDS Dalam Masa Tanggap Darurat

Bencana mengakibatkan banyak korban tanpa memilah. Berdasarkan data Asia Pasific Network of People Living with HIV/AIDS (APN plus) tahun 2007, dari 170.000 orang dengan HIV dan AIDS di Indonesia, pascatsunami ada sebanyak 130.736 korban tsunami yang meninggal dunia, 37.063 korban dinyatakan hilang, dan 400.062 korban tidak diketahui keberandaannya. Hal ini menjadi bahan analisa dari Federasi Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional (IFRC) dalam merekomendasikan pentingnya penanganan korban bencana dengan HIV dan AIDS.

“Korban paling rentan pascabencana adalah mereka yang mengidap HIV dan AIDS. Selain kehilangan asupan obat antiviral rutinnya, mereka juga sangat rentan terhadap penyakit pascabencana yang dikhawatirkan akan memperparah kondisi tubuhnya. Mereka membutuhkan penanganan khusus,” ucap Exkuwin Suharyanto, Kasubdiv Program HIV dan AIDS Markas Pusat PMI.

Terhadap kondisi ini, ia menambahkan bahwa penanggulangan bencana dalam masa tanggap darurat (3 bulan pertama pascabencana) juga perlu mempertimbangkan korban dengan HIV dan AIDS.

“Dalam situasi yang masih kacau pascabencana, data-data mungkin akan sulit diketahui, siapa saja korban pengidap HIV dan AIDS. Jalan terbaiknya adalah dengan melakukan tugas penyelamatan lebih cermat dan hati-hati. Kelengkapan Alat Pelindung Diri (APD) kepada semua personil PMI yang bertugas di daerah bencana, mutlak diperlukan,” tegasnya.

Berdasarkan data kumulatif dari Departemen Kesehatan RI hingga akhir Maret 2010, penderita AIDS di Indonesia berjumlah 20.564 dan tersebar di 33 provinsi di seluruh Indonesia. Menurut Exkuwin, Indonesia sudah harus mencermati soal ini. Terutama karena Indonesia terletak dalam areal ring of fire (cincin api) dan berstatus sebagai “supermarket” bencana, maka kesepahaman soal pentingnya penanganan khusus untuk korban bencana dengan HIV dan AIDS juga perlu menjadi prosedur resmi dalam masa tanggap darurat.

Sphere Project, sebuah program panduan resmi tentang penanggulangan korban bencana yang disusun dan disepakati bersama oleh puluhan organisasi internasional dari 80 negara termasuk Indonesia, menyatakan bahwa seluruh korban bencana memiliki hak untuk hidup layak dengan penanganan yang benar. PMI mengharapkan, penanganan korban HIV dan AIDS dalam masa tanggap darurat bencana juga menjadi hal yang tidak terlupakan.

“Sejak awal 2010, PMI bersama dengan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sedang dalam proses menyusun panduan penanggulangan HIV dan AIDS dalam masa tanggap darurat bencana. Salah satu peran PMI adalah menjamin bahwa selama masa emergency menyediakan darah yang aman dari berbagai penyakit atau telah di screening,” tuturnya.

Selain itu, PMI juga akan lebih menegakkan aturan Universal Precaution (UP) kepada seluruh petugas yang berhubungan dengan penanganan medis. Mendukung hal ini, PMI diharapkan dapat menjamin setiap personilnya untuk mengenakan alat pelindung diri dalam proses penanganan korban bencana.

Profil PMI Provinsi Jawa Timur

PMI Provinsi Jawa Timur

Palang Merah Indonesia Provinsi Jawa Timur pertama berdiri pada tahun 1960 dan dipimpin oleh seorang komisaris yaitu dr. Angka Nitisastro yang dipilih melalui Musyawarah Daerah (Musda) PMI Jatim. Kini, PMI Daerah Jatim berada di bawah tampuk pimpinan H. Soebagyo SW.

Pada tahap awal, Kantor Markas Daerah PMI Provinsi Jatim terletak di Lembaga Kesehatan Negara (LKN) di Jalan Adipura, Surabaya. Dalam sejarahnya, kantor Markas Daerah PMI Provinsi Jatim memang kerap berpindah tempat. Tercatat, di tahun 1960 Markas Daerah masih bergabung dengan Markas Cabang di Jalan Tunjungan No. 53, Surabaya. Menginjak tahun 1965, pindah ke gedung lain di jalan yang sama No. 61. Markas Daerah kembali berpindah ke Jalan Cempaka No. 2 pada 1970. Sembilan tahun kemudian, pindah lagi ke Jalan Kalibokor No. 161 Surabaya.

Namun di tahun 2003, kepindahan Markas Daerah PMI Provinsi Jatim ke Jalan Karang Menjangan No. 22 menjadi kepindahannya yang terakhir. Hingga kini, Markas Daerah PMI Jatim tetap beralamat di sana.

Terkait dengan jaringan kerjanya, PMI Provinsi Jawa Timur memiliki 38 Cabang, yakni PMI Kota Surabaya, Kabupaten Gresik, Kabupaten Sidoarjo, Kota Mojokerto, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kabupaten Malang, Kota Malang, Kota Batu, Kabupaten Pasuruan, Kota Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Lumajang, Kota Kediri, Kabupaten Kediri, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Trenggalek, Kota Blitar, Kabupaten Blitar, Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Jember, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Tuban, dan Kabupaten Lamongan.

Disisi lain, PMI Provinsi Jatim juga memiliki 37 Cabang Unit Transfusi Darah di wilayah-wilayah Cabang PMI kecuali wilayah Kabupaten Mojokerto dan Kota Batu. PMI Provinsi Jawa Timur terbilang memiliki cakupan wilayah dan jaringan yang cukup besar. Terdata, PMI Daerah Jatim memiliki 637 Ranting yang tersebar di 38 wilayah Cabang PMI di sana.

Besarnya jaringan ini juga didukung oleh cukup banyak personil. Berdasarkan data tahun 2008, sumber daya manusia yang menjadi “penggerak” PMI Daerah Jatim terdiri dari 64.912 anggota PMR PMI, 50 orang TSR, 2.375 personil KSR, 207 orang Pembina, 430 Pengurus Cabang, dan 24 orang Staf Markas.

PMI Provinsi Jatim juga memiliki beberapa fasilitas pendukung demi lancarnya pelaksanaan 7 prinsip dasar Palang Merah. Fasilitas tersebut diantaranya, Pos Pertolongan Pertama di 38 wilayah cabang yang tersebar di Jawa Timur dan dua layanan BKIA/Klinik Bersalin di dua lokasi yang berbeda yaitu, di daerah Peniwen Kecamatan Kromengan dan Karang Pandan Kecamatan Pakisaji.

Selain itu, ada 7 Cabang PMI Provinsi Jatim yang telah memiliki sarana Balai Pengobatan. Diantaranya, di PMI Kabupaten Malang, PMI Kabupaten Ponorogo, PMI Kabupaten Jember, dan PMI Kabupaten Magetan.

Lebih rinci, Balai-balai Pengobatan itu ada di wilayah-wilayah berikut ini: Pakisaji Karangpandan, Kepanjen, Sukonolo Kepanjen, pakis Singosari, Lawang, Turen, Dampit, Tirtoyudho, Ampel Gading, Gondang Legi, Sumber Pucung, Kromengan, Kalipare, Donomulyo, Wagir, dan Dawu. Untuk wilayah Kabupaten Ponorogo, ada di Jl. Dr. Soetomo No. 7, sedangkan di Jember ada di Jl. Brawijaya No. 61A. Balai Pengobatan juga ada di Kabupaten Magetan dan beralamat di Jl. Jend. MT. Haryono No. 14.

Di Kota Surabaya, Balai Pengobatan PMI ada di dua lokasi, yakni di Jalan Brubutan dan daerah Bratang. Selanjutnya, di Kabupaten Banyuwangi, lokasinya di Jl. Kartini No. 5. Balai Pengobatan PMI juga buka 24 jam di Jl. Soekarno-Hatta No. 271 dan di Laboratorium Kesehtan Kota Probolinggo.

Selebihnya, PMI juga memberikan layanan Pengobatan Gawat Darurat di Kabupaten Malang (Jl. Raya Bedali Lawang dan Kebon Agung No. 123) dan di Kabupaten Jember (Jl. Brawijaya No. 61A).

Info PMI: Upaya Preventif Butuh Dukungan Bidang Psikologi

Upaya Preventif Butuh Dukungan Bidang Psikologi

Ketua Umum PMI Jusuf Kalla menjadi dosen tamu dalam materi kuliah umum kemanusiaan di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Jakarta, Kamis (8/7). Ruang Auditorium Fakultas Psikologi UI pagi tadi, nampak penuh oleh peserta dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa S2 Psikologi UI, para dosen, perwakilan dari Komite Palang Merah Internasional (ICRC), Federasi Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional (IFRC), serta beberapa tamu undangan dari berbagai LSM dalam dan luar negeri.

“Pemberi materi kali ini, memang yang ditunggu-tunggu banyak orang. Buktinya, hari ini kelas kuliah umum kemanusiaan rupanya penuh dan banyak peminat. Terima kasih atas kesediaan Ketua Umum PMI, Pak Jusuf Kalla. Semoga materi ini bermanfaat untuk kita semua,” ucap Prof. Gumilar Rusliwa Somantri, Rektor Universitas Indonesia dalam pidato sambutannya, Kamis (8/7).

Dalam materi kuliah umum kemanusiaan, Jusuf Kalla banyak berbagi pengalamannya dalam kegiatan kemanusiaan yang telah ia jalani. Mulai dari penanggulangan bencana tsunami di Aceh, gempa Yogya, gempa Sumatera Barat, hingga investigasi kemanusiaan PMI dalam kasus kerusuhan di Koja, Tanjung Priok.

“Perlu adanya dukungan bidang psikologis dalam mengubah cara pandang masyarakat dan pemerintah tentang pentingnya desain bangunan yang anti gempa, supaya jumlah korban manusia dapat dihindari. Dukungan psikologis sangat berperan dalam upaya preventif, pengurangan risiko bencana termasuk didalamnya bencana kemanusiaan atau konflik besar di suatu daerah,” ucap Ketua Umum PMI Jusuf Kalla dalam paparan materi kuliah umum kemanusiaan di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Jakarta, Kamis (8/7).

Ia memaparkan, bidang psikologi juga dibutuhkan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar masyarakat bisa memahami bahwa sebenarnya bencana dapat diminimalisir. Pada kesempatan ini, Jusuf Kalla juga mengajak masyarakat dan para mahasiswa untuk terlibat didalamnya.

“Mari kita bersama-sama dengan PMI, menjadi relawan kemanusiaan untuk bersama-sama lakukan pengurangan risiko bencana di Indonesia,” tegasnya.

Dalam kesempatan ini, Pengurus Pusat PMI Bidang Relawan, Muhammad Muas, juga menjadi pemberi materi seminar bertajuk “Relawan Penanggulangan Bencana Menggerakkan Kepedulian Bangsa.

Info Kesehatan: Operasi Katarak di Papua

Operasi Katarak Gratis di Pegunungan Mulia Papua

Palang Merah Indonesia (PMI) dan RS Dian Harapan di Jayapura melangsungkan pemeriksaan mata dan operasi katarak gratis di Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya Papua. Operasi katarak ini berlangsung bertahap selama 5 hari mulai Senin (21/6) dengan target 50 warga setempat mendapatkan pelayanan gratis ini.

“Kita telah mendata terdapat 50 warga yang telah mendaftar untuk melakukan pemeriksaan mata pada hari Senin (21/06),” kata Esra Selena, Staf Divisi Pelayanan Sosial dan Kesehatan Markas Pusat PMI.

Untuk pemeriksaan mata dan operasi katarak gartis ini, RSU Dian Harapan menurunkan 6 personil tim medis yang terdiri satu dokter dan lima perawat. Setiap pasien menjalani operasi katarak selama 30 menit sampai 1 jam.

Disamping itu, PMI juga membagikan 50 hingga 100 kacamata baca bagi masyarakat yang tidak mampu.

Pemeriksaan mata dan operasi katarak gratis ini merupakan salah satu upaya PMI untuk mengatasi sulitnya akses kesehatan untuk masyarakat tidak mampu, terutama yang tinggal di pedesaan di kawasan dataran tinggi.

“Distrik Mulia adalah daerah yang minim akses kesehatan terutama ahli mata dengan kondisi masyarakat yang kurang informasi dan takut akan pengobatan medis modern. Sementara itu ahli mata di Papua hanya terdapat di Jayapura, Waena, dan Sorong,” tambah Esra

Sejumlah relawan PMI Kabupaten Puncak Jaya telah diturunkan untuk membantu mensosialisasikan rencana pemeriksaan mata dan operasi katarak gratis ini melalui Dinas Kesehatan, gereja, rumah sakit, dan LSM kesehatan.

Pemeriksaan mata dan operasi katarak gratis di Distrik Mulia ini merupakan yang kedua kalinya setelah sebelumnya dilakukan kegiatan yang sama pada 20 April 2010. Sebanyak 62 pasien menjalani operasi katarak dan 439 warga mendapatkan pemeriksaan mata di RSUD Wamena. Mereka berasal dari 7 kabupaten, yaitu Jayawijaya, Yahukimo, Tolikara, Lani Jaya, Mambramu Tengah, Yalimo, dan Nduga.

Data Departemen Kesehatan (Depkes) menyatakan bahwa antara tahun 1993-1996, penyakit katarak menjadi penyebab kebutaan di Indonesia dengan prevalensi 1,5%. Penyakit katarak ini setiap tahunnya mencapai 210 ribu yang menempatkan Indonesia dengan salah satu kasus tertinggi di Asia Tenggara.

Info PMI: PMI Resmikan Gerai Donor Darah di Pasar Tanah Abang

Menindaklanjuti program Gerai Unit Donor Darah (UDD) di mal dan kampus, PMI untuk kedua kalinya meluncurkan Gerai UDD. Setelah sebelumnya membuka Gerai UDD di Mal Senayan City, kali ini PMI juga membuka gerai UDD di Lantai Atap, Pusat grosir Blok A Tanah Abang Jakarta. Bersamaan dengan acara peluncuran ini, Pusat Grosir Blok A dan B Tanah Abang dengan Lions Club menggandeng PMI menggelar aksi sosial donor darah yang berlokasi di Lantai 8 Foodcourt Tenabang Blok A.

Ketua Umum PMI Jusuf Kalla meresmikan langsung Gerai UDD tersebut dengan didampingi oleh Ibu Radiza Djan selaku CEO Pusat Grosir Blok A Tanah Abang Jakarta.

”Gerai unit donor darah di Pusat Grosir Blok A Tanah Abang ini diresmikan berdekatan dengan bulan puasa, saat sering terjadi permasalahan yaitu kurangnya jumlah pedonor darah. Saya menghimbau kepada seluruh masyarakat yang memang sudah waktunya berdonor darah di bulan puasa. Jangan menunda,” jelas Ketua Umum PMI Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla menambahkan, diresmikannya Gerai UDD di Pusat Grosir Blok A Tanah Abang ini juga dalam rangka untuk mendekatkan donor darah kepada masyarakat luas sehingga menjadi bagian dari gaya hidup mereka.

Program pembangunan Gerai UDD di mal dan kampus ini menjadi salah satu upaya PMI untuk mencapai jumlah 4,8 juta kantong darah yang menjadi kebutuhan masyarakat secara nasional.

”Idealnya stok kantong darah yang diperlukan secara nasional adalah 2 persen dari jumlah penduduk yaitu 4,8 juta kantong darah. Sejauh ini PMI baru bisa mengumpulkan 1,9 juta kantong darah. Jadi masih kurang sekitar 3 juta kantong,” jelas Jusuf Kalla.

Dalam waktu dekat, Gerai UDD juga akan dibuka di Universitas Trisakti, dan selanjutnya akan didirikan di Mal Makassar dan Universitas Hasanudin (UNHAS) Makassar, Olympic Garden Malang, Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya, dan Universitas Jember. Gerai UDD akan beroperasi setiap hari selama 8 jam dengan target minimal 50 pendonor setiap hari. Selama beroperasi, Gerai UDD akan dilengkapi dengan petugas pengambil darah, dokter, dan kursi donor.

Peran PMI dalam melakukan pelayanan donor darah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1980. Sejauh ini sebagian besar darah diperoleh dari Donor Darah Sukarela sebanyak 83 %, sedangkan sisanya 17 % diperoleh dari Donor Darah Pengganti. Presentase ini menunjukkan betapa pentingnya peran Donor Darah Sukarela dalam kelangsungan pengadaan darah.

Kegiatan ini juga melibatkan para tokoh dari lintas agama seperti Dewan Pimpinan Pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI), Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), dan Parisada Hindu Dharma Indonesia.

Berkaitan dengan kegiatan Donor Darah yang sedang digelar, Ibu Radiza Djan, CEO Pusat Grosir Blok A Tanah Abang Jakarta menyatakan ” Kami menyadari, aksi sosial terhadap kemanusiaan merupakan hal yang wajib dilakukan. Salah satunya dalam bentuk Donor Darah. Melalui pendirian Unit Doroh Darah (UDD) di berbagai Pusat Belanja dan Universitas ini, termasuk Pusat Grosir Tanah Abang, PMI menjadi lebih dekat dengan para pendonornya. Tak hanya itu, akses bagi para calon pendonor darah untuk menyumbangkan darahnya juga lebih mudah, karena dapat dilakukan kapan saja. Hal ini ditunjang pula dengan jumlah pengunjung yang berbelanja disini dan tenant yang rata-rata mencapai 80.000 – 100.000 orang per hari. Dengan demikian Pusat Grosir Blok A Tanah Abang merupakan lokasi yang paling potensial untuk menjaring pendonor darah, sehingga target dari PMI dapat terpenuhi sesuai yang diharapkan”.

Kini para pengunjung Pusat Grosir Blok A Tanah Abang tak hanya dapat berbelanja dan berlibur, tapi juga dapat melakukan donor darah kapan saja. Karena setetes darah Anda sangat berarti bagi sesama.